Thursday, September 19, 2013

OK MUDA YOGYAKARTA




Keroncong muda merupakan sebuah nama dari sebuah grup keroncong yang tentu di dalamnya berisikan anak-anak muda pecinta keroncong yang ada di jogjakarta. Berangkat dari sebuah rasa cinta dan kepedulian terhadap musik keroncong akhirnya terbentuklah sebuah komunitas keroncong yang di beri nama keroncong Muda Yogyakarta. Dipilihnya nama keroncong muda supaya kesan anak muda lebih menonjol. Dengan harapan masyarakat secara luas bisa mengerti kalau musik keroncong tidak hanya dinikmati atau diminati kalangan orang tua.



Komunitas keroncong muda sendiri mengadakan latihan rutin supaya kemampuan bermusik khususnya kerongcong mereka terus terasah. Jenis musik yang dibawakan berfariasi dari mulai keroncong asli , langgam, stambul sampai lagu pop yang dimainkan dengan format keroncong.Sejak terbentuk pada tahun 2009 kami telah aktif di berbagai kegiatan dan pementasan.

·         Simphony Kerontjong Moeda Yogyakarta Th 2010

·         Simphony Kerontjong Moeda Yogyakarta Th 2011

·         Simphony Kerontjong Moeda Yogyakarta Th 2012

·         Simphony Kerontjong Moeda Yogyakarta Th 2013

·         Gathering Customer PT Astra Honda

·         Reuni akbar ABRI AKMIL Magelang

·         Live Kerongcong TVRI Jogja

·         Pentas seni keroncong Semarang

            Live keroncong Jogja TV

·         Gathering Veb panggung ramayana bullet Prambanan

·         Pementasan Rumah Keroncong XT Sequare

·         Pengisi acara di FKY 2013

·         Wedding Party

·         Dll




personil “Keroncong muda Yogyakarta

Meta                           Vocal

Dedi                            vocal

Bevi                             Gitar

Dibya                          Bass

Wawan                       Cuk

Andi                            Cak

Basuki                         Cello

Biola                            Mury

Flute                            Fahri

Contac                                    Ari Kancil        085729770089

Alamat : Perum Griya Ngoto Asri C8  jl. Imogiri Barat Km 6,5. Bangunharjo sewon Bantul


Sunday, September 15, 2013

PIYE KABARE HAR??





kalimat dalam judul di atas mungkin bagi anda warga Jogja sudah sering melihat atau mendengar. Sebuah kalimat sindiran warga Jogja yang di tujukan untuk Walikota Jogja terpilih Haryadi Suyuti. Kurang tau persis dari mana kalimat itu pertama kali muncul. Mungkin warga Jogja sudah merasa sangat risih dengan pemerintahan yang ada sekarang.

Memang di masa Haryadi Suyuti ini Jogja terasa kurang ada greget dan sepi, pendekatan ke masyarakat juga dirasa kurang kalu orang jawa bilang nye-nyet gak ada hal baru. Sejak terpilih menjadi kepala pelayan masyarakat pada tahun 2011 kiprah beliau sudah di tunggu warga Kota Jogja untuk membuat berbagai inofasi dan prestasi. Tapi masyarakat sampai sekarang belum bisa merasakan hal yang mereka inginkan. 

Kritikan kepada sang walikota pun mulai bermunculan di mana-mana dan dari berbagai komunitas yang ada di Kota Jogja. Dari pecinta sepeda, pedagang pasar, seniman dan suporter sepak bola. Mereka merasa tidak puas dengan kinerja kepala pelayan masyarakat Jogja itu. Bahkan ada beberapa kebijakan beliau yang dinilai tidak berpihak kepada para komunitas yang ada.

Kebijakan yang sempat menjadi sorotan ialah kebijakan beliau tentang bersepeda yang dianggap mengkebiri akan semangat bersepeda warga Jogjakarta. Kebijakan itu tertuang dalam SE 645/57/SE/2012. Kebijakan itu menjadi  gejolak pecinta sepeda di Kota Jogja karena sebelumnya di Jogja sendiri sedang marak kampanye cinta lingkungan dengan salah satu cara bersepeda. Bahkan walikota sebelumnya telah meluncurkan program SEGO SEGAWE (Sepeda kanggo sekolah lah nyambut gawe/sepeda untuk sekolah dan bekerja). Tapi karena adanya surat edaran baru terkesan semangat untuk menggalakan sepeda di kota Jogja menurun. Kritikan pedas pun sempat mucul melalui kata “Ora Masalah HAR! Tanpamu Sepedaku Tetap Melaju”.

Selain para pecinta sepeda kritikan juga datang dari para seniman Kota Jogja yang menganggap suport walikota kepada kegiatan seni dirasa sangat berkurang. Hingga ajang kesenian Jogja Java Carnival pun sudah tidak diadakan. Padahal event itu Event Carnaval yang hampir menjadi icon carnaval paling meriah di DIY. Tapi entah kenapa event tahunan itu dalam dua tahun ini tidak ada. Keluhan pun tidak hanya itu banyak keluhan tentang kesenian yang muncul di masyarakat. Banyak obrolan yang berkembang di kalangan seniman Jogja yang banyak membicarakan tentang kurangnya kiprah Haryadi Suyuti selaku Walikota Jogja. Wajar saja jika seniman Jogja merasa gerah, karena semua orang juga tau kalau Jogja sendiri merupakan kota budaya dan melahirkan banyak seniman hebat. Di Jogja jg banyak sekali grup kesenian yang masih butuh perhatian pemerintah. Tentu hal-hal yang menyangkut tentang kesenian dan kebudayaan menjadi sangat sensitif di kota ini. Jadi pemerintah harus benar-benar peka untuk masalah kesenian.

Kritikan yang sempat pedas juga di suarakan oleh kelompok suporter team sepak bola PSIM Jogjakarta. Para suporter di sini mempertanyakan carut marutnya yang dihadapi PSIM akhir-akhir ini. PSIM sempat terpaut hutang yang berdampak pada prestasi team. PSIM sendiri merupakan team sepak bola tua yang ada di Indonesia dan juga salah satu pendiri PSSI sangat miris jika team sekelas PSIM tidak mendapat perhatian lebih dari pemimpin daerah. Bentuk kritik yang dilakukan para suporter pun bermacam-macam dari pemasangan sepanduk di stadion, penempelan poster ilegal di jalan sampai di tuangkan ke mural tembok. Dalam hal ini saya pribadi memang prihatin, karena sebuah team sepak bola jika digarap dengan dengan baik selain bisa membanggakan daerah dan masyarakat juga bisa menjadi hiburan alternatif yang bisa di nikmati dampaknya secara luas.

Saya jadi ingat beberapa hari yang lalu ada sebuah aksi yang dilakukan berbagai eleman masyarakat Jogja di titik nol kilometer di depan kantor pos besar. Mereka mengirim surat yang isinya mengkritisi maupun memberi saran kepada Walikota Jogja.Aksi tersebut bermaksud memprotes Walikota Jogja yang kurang peka dengan permasalahan yang ada di Kota Jogja mulai dari maraknya pembangunan banyak hotel, kurangnya fasilitas untuk kaum difabel sampai masalah tak terurusnya persatuan sepakbola Indonesia Mataram (PSIM) Jogjakarta. Para pelaku aksipun berdandan layaknya hantu seusai dengan tema acara “Mimpi buruk untuk Haryadi”.

Mungkin coretan ini sekedar apa yang saya ketahui dan apa yang sering menjadi perbincangan di masyarakat.Saya sendiri maklum jika masyarakat Jogja sebegitunya memberi kritik karena masyarakat Jogja sendiri merupakan masyarakat yang aktif. Masyarakat yang baik memang harus mengamati kinerja pemerintah dan memberikan saran dan kritik secara positif kepada pejabat pemerintah. Tentu kita semua Cuma berharap supaya Kota Jogja bisa semakin baik tanpa ada yang merasa tidak di perhatikan. Semoga apa yang menjadi kritik dan saran dari masyarakat bisa menjadi koreksi bagi para pihak yang terkait tidak hanya untuk walikota saja. Dengan harapan kedepan hal-hal yang menjadi keluhan masyarakat atas kinerja pemerintah bisa mulai tersentuh dan terselesaikan.

Friday, September 13, 2013

CONG IDOL bersama Cong Sae Mawon



Kamis malam lalu saya di ajak teman untuk melihat sebuah pentas keroncong di Bentara Budaya Yogyakarta. Pada awalnya saya kurang tahu konsep keroncong seperti apa yang bakal di suguhkan di sana.Memang sempat mendengar kalau di Bentara Budaya sekarang juga mengadakan pentas rutin musik keroncong selain pentas musik Jazz yang diadakan setiap senin yang disebut dengan Jazz mben Senen. Saya pun bergegas berangkat dengan teman saya yang kebetulan juga pengisi acara di sana.



Setelah semua siap acara yang bernama Cong Idol pun dimulai, dengan konsep acara yang sangat santai dan akrab. Saya yang baru pertama datang kesana pun menjadi tidak canggung karena acaranya benar-benar di buat sangat santai dan interaktif. Jenis musik keroncong yang dibawakan pun bukan jenis keroncong yang berat atau keroncong yang banyak orang orang mengatakan saklek. Keroncong di sini di buat lebih santai dengan mengadopsi beberapa lagu pop  yang di mainkan dengan irama keroncong yang sangat antraktif sehingga penonton sangat merasa terhibur baik itu para pandemen keroncong maupun orang yang belum begitu mengenal musik keroncong. Suana menjadi semakin meriah ketika beberapa penontong ikut menyumbangkan suaranya. Ada yang menyanyikan lagu campur sari sampai lagu barat yang tentu dengan iringan musik keroncong.



Kebetutulan Orkes Keroncong pada malam itu yang tampil adalah OK. Cong Sae Mawon yang dimana grup ini beranggotakan beberapa musisi lintas generasi. Di sebut lintas generasi karena personilnya campuran ada yang masih anak muda sampai orang tua. Orkes Keroncong Cong sae Mawon membawakan lagu-lagu keroncong dan juga lagu pop dengan aransemen keroncong yang agak lain. Mereka bermain dengan santai dan sangat atraktif. Dalam satu lagu mereka bisa membuat aransemen dengan berbeda irama, Bahkan ada yang di tengah-tengah lagu mereka hanya mengiringi vocal dengan tepuk tangan. Penonton pun banyak yang terhibur bahkan sampai tertawa melihat aksi panggung grup Keroncong yang satu ini. Saya sendiri yang memang sudah kenal dengan para personil OK. Cong Sae Mawon tidak menduga kalau aksi mereka di panggung malam itu bisa sampai seperti itu.


Menurut teman saya Mas Ari Blothong Sumarsono yang kebetulan sebagai pemain biola pada grup itu menjelaskan kalau grup ini kumpulan dari beberapa orang yang peduli dan cinta terhadap musik keroncong. Mereka memaikan keroncong dengan gaya yang sedikit humor dan aransemen yang kekinian dengan harapan banyak kalangan yang bisa menikmati dan terhibur. Selain itu grup ini juga ingin menunjukan kalau musik keroncong bisa di bawa juga ke arah jenis musik yang lain seperti pop, rock, jazz dll. Tentu hal ini sangat memberi terobosan dan inofasi baru untuk perkembangan musik musik keroncong.



Itulah tadi pengalaman saya yang saya dapat di pentas CONG IDOL Bentara Budaya. Pentas musik semacam ini tentu sangat menarik dan bisa menjadi hiburan alternatif bagi warga jogja. Tidak hanya menikmati suguhan musik tapi juga bisa menjadi ajang untuk melestarikan dan mengenal musik keroncong bagi para anak muda. Acara Cong Idol pun di buka untuk umum dan yang pasti gratis, da gitu pengunjung juga di sediakan minum geratis juga.Bagi siapa saja yang berkeinginan untuk mengisi acara tersebut juga bisa menghubungi pihak penyelenggara. Semoga dengan diadakannya Cong Idol setiap kamis ke 2 dan ke 4 setiap bulanya ini bisa meningkatkan gairah musik keroncong di Jogja.  

“Salam Keroncong”

Sunday, September 8, 2013

Suporter Dan Musik



Musik dan Suporter itulah yang coba saya bicarakan pada coretan saya kali ini. Dunia musik dan dunia suporter sendiri merupakan dua eleman yang berbeda. Dimana dunia musik yang akrab dengan hal-hal yang berbau hiburan dan bertunjukan sedangkan dunia suporter merupakan sebuah hal yang berhubungan dengan olah raga dan dukungan kepada sebuah team sepak bola.



Tapi jangan salah di dunia suporter modern seperti sekarang musik dan para suporter menpunyai sebuah hubungan yang boleh dikatakan cukup dekat. Dimana sekarang suporter sering dan bahkan hampir setiap saat memberikan dukungan untuk team kesayangannya mengunakan iringan alat musik. Tentu ada tujuan mengapa meraka menggunakan alat musik sebagai sarana penunjang untuk memberikan dukungan. 

Dengan menggunakan alat musik para suporter menjadi semakain bersemangat memberi dukungan. Dan dengan media alat musik pula mereka bisa berkreasi melalui yel-yel yang mereka buat untuk mendukung team.Dengan media alat musik ini juga mereka bisa bernyanyi di dalam stadion dengan kompak dan bersama-sama. Lagu dukungan yang mereka gunakan pun bermacam-macam. Ada lagu yang khusus mereka buat sendiri tapi banyak juga lagu gubahan atau mengadopsi lagu yang sudah tenar lalu di ganti lirik yang memberi semangat bagi para pemain di lapangan. Tentu hal tersebut membuat suasana sebuah pertandingan menjadi lebih meriah dan juga menjadi hiburan di dalam stadion.

Dalam sebuah kelompok suporter pun hal tersebut sangat menjadi penting, sehingga setiap kelompok suporter membentuk team khusus untuk mengakomodir dan mengurus keberlangsungan musik di dalam dunia suporter. Team ini bertugas mengordinir kreasi yang berhubungan dengan musik. Dari mulai pembuatan lagu sampai dengan menentukan siapa yang bisa memainkan alat musik saat pertandingan. Contoh dari suporter yang membuat team khusus ini Kelompok suporter Brajamusti Pendukung PSIM Yogyakarta. Di dalam Brajamusti ada yang di namakan CMB “Corps Musik Brajamusti” anggota dari CMB sendiri terdiri dari beberapa apa anak muda yang tentu mempunyai skil dan keahlian khusus dalam memainkan alat musik. Tugas mereka selain itu jg membuat sebuah kreasi agar dukungan yang diberikan para suporter lebih atraktif dan kreatif.



Bagi para pemain yang bertanding di lapangan sendiri munculnya sebuah dukungan dari para suporter hal yang sangat berarti dan dapat menjadi penyemangat mereka saat bertanding. Terlebih jika dukungan yang diberikan tidak hanya sekedar sorakan satu atau dua orang  tapi dilakukan oleh ribuan orang yang berdiri dan bernyanyi dengan kompak selama pertandingan berlangsung. Sehingga sampai muncul sebuah pertanyaan kalu suporter merupakan pemain ke duabelas dalam sebuah team sepak bola.

Kegunaan musik di dunia suporter tidak hanya saat memberi dukungan di dalam stadion. Kelompok suprter sekarang banyak yang membuat sebuah album kompilasi dari band-band yang membuat lagu untuk memberi dukungan kepada team. Dalam album kompilasi ini pun terdiri dari berbagai macam aliran musik. Semua bisa diterima asal lagu tersebut berisi dukungan yang positif untuk team yang mereka dukung.



Hal-hal di atas merupakan sedikit informasi tentang kegunaan musik dalam sebuah kelompok suporter. Tentu hal tersebut sangat positif, karena  image suporter yang sangat lekat lekat dengan dunia kekerasan , tawuran dan rivalitas kepada suporter lain ternyata masih banyak aksi nyata dari para suporter yang memberikan dukungan positif melalui musik. Semoga hal positif itu tetap dilakukan dan mendapat dukungan dukungan dari pihak-pihak terkait.

Semoga melalui musik suporter menjadi lebih baik untuk kedepan dan dapat memberikan dukungan positif kepada team kebanggaan mereka. dengan harapan ketika suporter mendukung hal-hal kreatif dapat mendorong prestasi team kebanggaan para suporter menjadi lebih baik pula.