Tuesday, August 13, 2013

Takbiran Di Kampung Internasional



Takbiran merupakan perayaan yang sudah membudaya di kalangan masyarakat Indonesia. Takbiran menjadi wujud rasa syukur umat islam dalam merayakan sebuah kemenangan dengan menerukan  asma ALLAH SWT. Dalam perkembangannya takbiran di lakukan dengan berbagai cara bahkan sekarang banyak kreatifitas yang muncul untuk menyemarakan takbiran. Sekarang takbiran sudah menjadi hal yang menarik untuk di lakukan hal tersebut dipengaruhi karena adanya elemen musik yang di gunakan untuk mengiringi takbir mulai bermacam-macam, dari mulai alat musik rebana , marcing band bahkan ada juga yang menggunakan alat musik techno. Selain musik banyak juga unsur seni yang lain yang dapat dipergunakan untuk memeriahkan takbiran diantaranya seni tari, teater bahkan seni rupa yang dapat digunakan menghias lapion.



Dari salah satu kegiatan takbiran yang ada saya sangat tertarik dan kagum dengan kegiatan yang di lakukan oleh pemuda-pemudi di kawasan kampung Prawirotaman. Kampung Prawirotaman sendiri merupakan kawasan kapung internasional karena di kawasan tersebut menjadi tempat persinggahan para turis manca negara yang berkunjung di Jogja. Di Prawirotaman banyak berdiri hotel dan cafe yang menjadi ciri khas sebuah kawasan kampung wisata.



 Di sisi lain Prawirotaman sebagai kampung internasional ada hal yang sangat menarik yaitu kegiatan takbiran yang menjadi agenda tahunan setiap lebaran Idul Fitri tiba. Setiap menjalang hari besar agama Islam tersebut greget atau semangat menyemarakan sangat terasa. Hampir semua warga Prawirotaman terlibat dari anak-anak , pemuda sampai dengan orang tua. Para pemuda selepas taraweh sudah sibuk melakukan latihan musik maupun koreografi .


Materi takbiran yang mereka terapkan juga berbeda-beda setiap tahun, dari mengusung budaya jawa, arab sampai yang terahir mereka menerapkan kebudayaan tionghoa yang diaplikasikan ke dalam takbiran. Tentu hal itu sangat menarik, di mana budaya tionghoa yang tidak identik dengan agama Islam mereka mencoba memadukannya. Dengan apa yang mereka lakukan itu mereka ingin menunjukan bahkan agama tidak memetak-metakan ras dan budaya. dari mulai aransemen musik , gerak tari dan atribut yang mereka gunakan semua benuansa Tionghoa. Corak warna yang meraka pakai juga corak warna khas budaya Tionghoa yaitu emas dan merah. Pakaian yang di pergunakan semuanya pakaian ala masyarakat Tionghoa yang tentu dimodifikasi dengan busana muslim.



Dan benar hasil dari perpaduan itu sangat menarik dan luar biasa. Konsep yang demian menjadi sebuah penyegaran dari takbiran yang biasanya hanya identik dengan kebuyaan arab. Setiap orang yang melihat tentu merasa heran dan kagum dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat Prawirotaman. Sungguh menjadi hiburan bagi para penonton di malam itu, banyak sekali orang yang berusaha mengabadikan takbiran tersebut. Terlebih rute yang dilewati merupakan pusat keramaian di kota jogja sehingga banyak menyedot perhatian masyarakat.


Semoga kedepan inofasi takbiran seperti apa yang di lakukan temen-temen Prawirotaman selalu ada dan terus berkembang sehingga takbiran selain menjadi sarana untuk syiar keagamaan juga bisa menjadi hiburan alternatif bagi masyarakat secara luas.



No comments:

Post a Comment